Selasa, 08 Februari 2011

Karya-karya Pelukis Termuda Di Dunia


Kisah ini berawal dari usulan seorang fotografer kepada Direktur Brunswick Street Gallery, Mark Jamieson, agar menyertakan lukisan-lukisan Aelita Andre dalam pameran lukisan yang akan digelar di balai seni Melbourne Fitzroy. Fotografer itu memperlihatkan sejumlah foto lukisan Aelita tanpa menyebut siapa Aelita dan berapa usianya. Melihat foto-foto lukisan itu, Jameison tertarik dan memasukkan nama Aelita sebagai salah satu peserta pameran.
Untuk mempromosikan pameran tersebut, Jameison membuat iklan-iklan yang dipasang di majalan seni Art Almanac dan Art Collector. Setelah undangan tersebar, iklan dipasang, barulah sang direktur tahu kalau salah satu peserta pameran adalah bocah yang usianya belum genap dua tahun. Usianya saat itu baru 22 bulan. Jameison kaget luar biasa. Dia sungguh tak bisa membayangkan kalau karya-karya yang disodorkan padanya adalah karya bocah yang baru belajar berjalan.

Saya sangat terkejut, jujur saja, juga sedikit malu,” kata Jamieson mengungkapkan reaksi pertamanya ketika tahu Aerlita masih sangat bocah. “Saya sempat merasa ragu, sempat muncul pikiran untuk membatalkan keikutsertaannya. Karena meski karyanya menarik, tapi dia masih terlampau muda. Lalu saya pikir lagi, mengapa tidak memberinya kesempatan,” tutur Jamieson.

Ia mengatakan, Brunswick Street Gallery memunyai kebijakan untuk membantu mempromosikan seniman-seniman pemula, namun belum pernah yang berusia semuda Aelita. Akhirnya Jamieson memutuskan untuk tetap membolehkan karya Aelita ikut dipamerkan. Meski diakuinya, beberapa orang mengeritik bahwa ia telah melakukan kesalahan.

Aelita Andre, kini menjadi buah bibir di Australia, juga kalangan seniman lukis dunia. Pasalnya,karya-karyanya yang brilian yang dianggap melampaui usianya. Bisa jadi dia adalah pelukis termuda di dunia yang telah menggelar pameran, jika prestasinya ini diusulkan ke Guinness World Record.

Kehebohan muncul saat pameran di balai seni Melbourne Fitzroy. Lukisan abstrak berwarna cerah yang digantung berdampingan dengan karya pelukis terkenal, membuat para pemerhati lukisan tercengang. Mereka kaget karena di samping lukisan abstrak itu terdapat foto Aelita Andre dan penjelasan bahwa dialah yang pelukisnya.

Tak menunggu waktu lama, lukisannya pun dibeli pengunjung. Potensi yang dimiliki Aelita tidak disia-siakan penyelenggara pameran yang memberi kesempatan bocah ini berpameran tunggal. Dalam tempo singkat, Aelita memiliki penggemar yang terpaksa harus mengantre untuk bisa memiliki lukisan-lukisannya berharga ribuan dolar.

Sejauh ini, bocah yang masih suka digendong oleh orangtuanya ini, telah menghasilkan 20 lukisan. Melihat kualitas karyanya, orang menyebut Aelita adalah bocah jenius. Namun tak sedikit yang mengeritik orangtuanya. Mereka dianggap terlalu memaksakan anaknya yang sebenarnya masih terlalu muda untuk dipaksa ‘bekerja’ dan menjadi ‘tambang emas’. Tapi orangtuanya menolak anggapan demikian, menurut mereka, melukis adalah hobinya.

Aelita belajar melukis sebelum bisa berjalan. Seperti anak-anak pada umumnya, pelajaran menggambar di kelompok bermain, menjadi kegiatan yang paling digemarinya. Di hadapan kertas putih, Aelita bisa menjadi sangat serius membentuk garis-garis yang dia inginkan. Bisa jadi bakatnya menurun dari kedua orangtuanya, Michael dan Nikka yang memang seniman. Suatu ketika, ayahnya meletakkan selembar kanvas dan sejumlah cat di lantai dan mengajari Aelita cara melukis dengan cat.
Bocah ini tampak begitu gembira, dan mulai melukis dengan jarinya yang telah dicelupkan pada cat. Michael membiarkan anaknya melakukan sekehendak hatinya pada kanvas itu. Lalu, Michael kembali meletakkan sebuah kanvas lain, dan Aelita pun dengan tekun melukisnya.

Michael begitu tercengang dengan hasil karya anaknya. Begitu hidup dan ekpresif, goresannya kuat. “Dia menyelesaikan lukisan akrilik pertamanya di atas kanvas saya. Sejak itu ia menjadi begitu ‘tergila-gila’ pada melukis. Setiap saat dia ingin melukis dan melukis,” ujar Michael. Di bawah bimbingan orangtuanya, bakat Aelita makin terasah.

Pada usia 1 tahun, bocah itu telah menghasilkan sejumlah lukisan yang siap untuk dipamerkan. Sampai akhirnya Mark Jamieson, Direktur Brunswick Street Gallery, ‘menemukan’ karya bocah itu. Nama Aelita makin menjadi buah bibir ketika banyak media massa cetak maupun elektronik, dalam maupun luar negeri, memublikasikan sosoknya juga karya-karyanya. Kini para penggemar lukisan harus antre membeli lukisan yang harganya sudah mencapai ribuan dollar.




0 komentar:

Posting Komentar